Epiphylum Anguliger1

Jumat, 24 Januari 2014

Air Terjun Batu Dinding, Kampar

Mongabay Travel: Air Terjun Batu Dinding, Keindahan Tersembunyi Kabupaten Kampar....
Air terjun batu dinding. Foto: Made Ali
Air terjun batu dinding. Foto: Made Ali

Hampir tiga jam, disuguhi deretan perkebunan kelapa sawit, jejeran rumah-rumah penduduk, dan hilir mudik kendaraan, Mongabay-Indonesia akhirnya tiba di Desa Tanjung Belit, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, siang itu dari Pekanbaru bertarikh 19 Januari 2014.
Pohon kelapa gagah berdiri tegak di antara rumah-rumah warga. Rumput-rumput hijau bertebaran di samping dan di halaman rumah warga atau di samping kiri-kana jalan bersemen lebar dua meter.
Seekor kerbau berwarna coklat memakan rumput tanpa peduli kendaraan roda dua hilir mudik. Empat meter dari si kerbau, di balik pohon kelapa, rimbunan pohon bambu, suara arus sungai Subayang terdengar. Dengan lebar sekira 25 meter, di kiri kanan sungai Subayang berdiri tegak rimbunan pohon-pohon nan hijau.
Penanda lokasi objek eko wisata batu dinding. Foto: Made Ali
Penanda lokasi objek eko wisata batu dinding. Foto: Made Ali
Saat hendak menaiki perahu panjang terbuat dari kayu digerakkan mesin, warga sedang mandi di sungai, tanpa mempedulikan kehadiran kami, mereka asyik mengguyur air sungai Subayang.
Perahu melaju, meliuk-liuk mengikuti alira sungai Subayang. Bukit-bukit tertutup pohon-pohon hijau, terihat sepanjang perjalanan. Kian mendekat, hijaunya kian terang.
Dua menit berlalu, kami benar-benar dikelilingi pepohonan nan hijau berderet, berbaris di atas bukit-bukit. Tak ada lagi rumah warga kelihatan. Sesekali perahu-perahu hilir mudik melintas. Kala ombaknya terkena, perahu kami terasa oleng.

Perahu dari kayu melintasi hutan dan sungai sebayang. Foto: Made Ali.
Perahu dari kayu melintasi hutan dan sungai sebayang. Foto: Made Ali.
Perahu melambat, menghindar bebatuan. Tak jauh dari bebatuan besar itu, perahu berhenti di pinggiran, dekat batu besar berdiri tegak menyerupai dinding. Warga menyebutnya: Batu Dinding. Tak ada papan nama.
Suara air terjun terdengar, begitu mesin perahu dimatikan. Jalan tanah becek berwarna kecoklatan. Deretan tulisan terbuat dari kayu beratap seng tertulis: Selamat Datang di Areal Objek Wisata Batu Dinding. Papan nama itu dibuat oleh Kelompok Kerja Batu Dinding.
Belum sampai lima menit, menaiki bukit, perahu dan aliran sungai tak lagi kelihatan. Hanya pepohonan mengelilingi perjalanan dan suara air terjun. Suara air terjun, kian terdengar keras.
Hampir dua puluh menit, sekitar 1.143 langkah kecil berjalan menaiki dan menuruni bukit, tersembunyi dan dikelilingi pepohonan nan hijau.

Hutan di sekitar Sungai Subayang. Foto: Made Ali
Hutan di sekitar Sungai Subayang. Foto: Made Ali
Derasnya gumpalan air turun dari dinding berbatu menghantam genangan air di bawahnya, dan airnya mengalir turun ke bawah sambil menghantam bebatuan keras, berbunyi di tengah belantara hutan.
Satu jam menikmati air terjun sambil bersantap nasi bungkus, bebatuan, aliran air, dan orang-orang yang berenang dan tentu saja: hijaunya pepohonan mengelilingi air terjun.
Satu pemandangan mengusik mata, di samping pondokan itu: sampah plastik bekas makanan minuman berserakan di samping tempat sampat terbuat dari drum. Meski ada papan bertuliskan buanglah sampah pada tempatnya!
Kelompok Kerja Batu Dinding bersama rombongan WWF Riau memungut sampah, memasukkan dalam kantong goni. Sejenak, air terjun batu dinding bersih dari sampah.
Membersihkan sampah, salah satu kegiatan Kelompok Kerja Batu Dinding bentukan dari masyarakat Desa Tanjung Belit. “Selain memungut sampah, membuat trek jalan agar bisa dilalui pengunjung, membuat plang nama sebagai petunjuk dan pondokan untuk pengunjung beristirahat,” kata Mahwel, 20 tahun, Ketua Kelompok Kerja Batu Dinding, asli dari Desa Batu Dinding.

Sisi lain pemandangan air terjun batu dinding. Foto: Made Ali
Sisi lain pemandangan air terjun batu dinding. Foto: Made Ali
Ekowisata Air Terjun Batu Dinding, sepenuhnya dikelola oleh masyarakat Desa Tanjung Belit.
Menurut Mahwel, setiap minggu, hampir dua juta rupiah pemasukan untuk Tanjung Belit. “Belum lagi, kalau hari-hari tanggal merah dan libur panjang. Lumayan ramailah,” katanya.
Melihat pengunjung kian ramai dan objek wisata batu dinding terjaga, masyarakat Desa Batu Dinding melalui pemerintah desa membentuk Peraturan Desa pada November 2013. “Isinya dilarang menebang pohon, merusak fasilitas dan berbuat maksiat saat berada di objek wisata dan hutan ini tak boleh dimiliki oleh seseorang,” kata Zulfihas sekretaris Desa Tanjung Belit. ”Perdesa ini juga membantu kas desa.”
Salah satunya mereka tak boleh merusak hutan, karena adat mereka meralang. Desa Tanjung Belit bagian dari wilayah adat kekalifahan Kuntu, yaitu kalifah ujung bukit.
Sebelum ramai pengunjung dan kelompok kerja terbentuk, awalnya Mahwel mengajak pemuda di kampungnya sekitar 15 orang terdiri atas perempuan dan lelaki. Mereka membuat jembatan manual agar bisa dilalui pengunjung dan memungut sampah.
“Tujuan saya mengembangkan eko wisata tanpa merusak alam,” kata Mahwel, saat mengajak kawan-kawannya, ia merogoh kocek sendiri untuk merawat alam. Agar terorganisir, terbentuklah Kelompok Kerja Batu Dinding pada 21 Februari 2013. Tugas mereka, menjaga dan merawat alam untuk ekowisata.”Harapan terbesar saya, ekowisata ini dikenal oleh dunia.”
Esoknya,kami kembali ke Pekanbaru meninggalkan Sungai Subayang, hutan alam bukit rimbang baling dan air terjun batu dinding nan di tengah hutan, sambil mengenang, warga menyebutnya sambal kacau, ikan ditumbuk lantas dicampur dengan cabe hijau dan bumbu lainnya lantas dikacau.


Jumat, 03 Januari 2014

Saat berkunjung ke Yogyakarta, saya sebenarnya tak mengetahui banyak tentang lokasi pantai sekitar yang menarik untuk dikunjungi. 
Bukit karang yang bisa dijelajah dan dinikmati pantai dari angle yang berbeda.
Pantai Indrayanti - Yogyakarta

Pantai Indrayanti - Yogyakarta
Beruntung salah satu teman perjalanan dan juga info lebih dalam lagi dari pak supir yang mengantar kita, akhirnya saya pun berkesempatan menyusuri sepanjang Gunung Kidul dan menikmati pilihan berbagai pantai. Pantai Indrayanti terletak di wilayah Wonosari antara Pantai Sundak dan Pantai Siung pun menjadi pantai tujuan saya.
 
Pantai Indrayanti -Yogyakarta
Saat akan terbenam, sinar matahari memberi kilau dari air pantai yang bening dan bersih.
Untuk menuju ke pantai yang sebenarnya bernama Pantai Pulang Syawal ini dengan mobil tak terlalu sulit. Mengikuti rute jalan ke arah kota Wonosari, dari situ ikuti jalan dengan mengikuti panduan jalan ke arah Pantai Baron (Jalan Baron). Ikuti jalan sekitar 20 km ke depan, maka pantai yang juga sering disebut sebagai Pantai Pulsa (Singkatan dari Pulang Syawal) ini bisa langsung ditemui.

Ada dua titik pemberhentian di mana kita bisa menikmati pantai yang terletak di Kecamatan Tepus ini. Yang pertama adalah tempat yang menjadi “pusat komersial”, yang merupakan awal mula nama Pantai Pulang Syawal ini menjadi Pantai Indrayanti. Jika menikmati keindahan pantai dari sini, ada banyak saung yang dibangun agar kita bisa berleye-leye di saung tersebut sambil menyantap makanan yang disajikan di beberapa restoran di situ. Namun, tempat ini bisa dibilang sepi. Saya bersama teman-teman pun memilih titik yang satu lagi. Sedikit agak jauh (sekitar 500 m ke depan), pesisir pantai yang diapit oleh dua tebing karang menjadi tempat yang ideal untuk menikmati pantai Indrayanti. Ada beberapa hal yang membuat pantai ini tidak kalah dengan pantai-pantai di Bali.

Pantai Pulang Syawal/Indrayanti yang bersih.
Pantai pasir putih nan bersih
Yang membuat pemandangan Pantai Indrayanti ini cantik untuk dilihat dan dinikmati adalah hamparan pasir putih dari satu bukit karang ke bukit karang. Kebersihan pantai pun terlihat sangat dijaga karena jarang terlihat sampah bertebaran. Tampaknya para pengunjung cukup tertib untuk tidak membuat sampah sembarang.

Air pantai pun sangat jernih sehingga pantulan langit berwarna biru dan sinar matahari membuat air pantai terlihat bening.

Yang sedikit agak membedakan adalah tekstur pasir putihnya yang agak besar dan kasar, tidak butiran kecil yang halus. Sehingga jika ingin menyusuri sepanjang pesisir, ada baiknya menggunakan sepatu karet agar telapak tidak tergores oleh serpihan pasir yang kadang tajam.

 

Pantai putih pantai yang bertekstur kasar.Lanskap indah
Waktu ideal untuk mengunjungi Pantai Indrayanti adalah menjelang matahari terbenam sekitar jam 4 atau 5 sore saat terik matahari sudah tidak terlalu panas. Sepoi angin dari pantai pun memberi kenikmatan tersendiri.

Menunggu matahari terbenam, kita bisa menyusuri bukit karang yang ada di sebelah kiri pantai. Pemandangan pantai dari titik tinggi sangat menakjubkan. Awan dan pantai biru terlihat seperti lukisan. Kilauan air dari pantulan sinar matahari juga akan membuat rasa kagum. Sepintas memang seperti sedang berada di salah satu tebing di Jimbaran, Bali.

Seperti juga saat menyusuri pesisir pantai, untuk menanjak, alas kaki sebaiknya dipilih yang tidak licin dan mempunyai sol tebal agar nyaman dan aman. Walau sudah dibuatkan tangga setapak, tetapi sebaiknya berjaga-jaga.

Fasilitas lengkap
Selain dua hal di atas, ada hal pendukung yang membuat pantai Indrayanti semakin nikmat untuk dinikmati. Kelengkapan fasilitas saat berekreasi yang cukup lengkap. Ada beberapa warung yang menyiapkan saung menghadap pantai sehingga jika lapar atau malas berjalan, kita bisa memesan makanan dan kelapa muda di dalam saung sambil menikmati pemandangan pantai atau suasana matahari terbenam.

Ada juga penyewaan payung sehingga kita bisa berteduh dari terik matahari yang mencorong dan jika membawa makanan sendiri, bisa sampai menyantap makanan tersebut.

Selain itu, ada juga penyewaan jetski jika ingin menjelejah pantai dan juga beberapa penginapan buat yang ingin menginap. Dan, yang paling penting, tersedianya toilet umum yang bersih dan lengkap sehingga kita berganti baju atau berbilas setelah bermain di pantai.

Tiga Hal Yang Bisa Dinikmati Di Pantai Indrayanti

Saat berkunjung ke Yogyakarta, saya sebenarnya tak mengetahui banyak tentang lokasi pantai sekitar yang menarik untuk dikunjungi. 
Bukit karang yang bisa dijelajah dan dinikmati pantai dari angle yang berbeda.
Pantai Indrayanti - Yogyakarta

Pantai Indrayanti - Yogyakarta
Beruntung salah satu teman perjalanan dan juga info lebih dalam lagi dari pak supir yang mengantar kita, akhirnya saya pun berkesempatan menyusuri sepanjang Gunung Kidul dan menikmati pilihan berbagai pantai. Pantai Indrayanti terletak di wilayah Wonosari antara Pantai Sundak dan Pantai Siung pun menjadi pantai tujuan saya.
 
Pantai Indrayanti -Yogyakarta
Saat akan terbenam, sinar matahari memberi kilau dari air pantai yang bening dan bersih.
Untuk menuju ke pantai yang sebenarnya bernama Pantai Pulang Syawal ini dengan mobil tak terlalu sulit. Mengikuti rute jalan ke arah kota Wonosari, dari situ ikuti jalan dengan mengikuti panduan jalan ke arah Pantai Baron (Jalan Baron). Ikuti jalan sekitar 20 km ke depan, maka pantai yang juga sering disebut sebagai Pantai Pulsa (Singkatan dari Pulang Syawal) ini bisa langsung ditemui.

Ada dua titik pemberhentian di mana kita bisa menikmati pantai yang terletak di Kecamatan Tepus ini. Yang pertama adalah tempat yang menjadi “pusat komersial”, yang merupakan awal mula nama Pantai Pulang Syawal ini menjadi Pantai Indrayanti. Jika menikmati keindahan pantai dari sini, ada banyak saung yang dibangun agar kita bisa berleye-leye di saung tersebut sambil menyantap makanan yang disajikan di beberapa restoran di situ. Namun, tempat ini bisa dibilang sepi. Saya bersama teman-teman pun memilih titik yang satu lagi. Sedikit agak jauh (sekitar 500 m ke depan), pesisir pantai yang diapit oleh dua tebing karang menjadi tempat yang ideal untuk menikmati pantai Indrayanti. Ada beberapa hal yang membuat pantai ini tidak kalah dengan pantai-pantai di Bali.

Pantai Pulang Syawal/Indrayanti yang bersih.
Pantai pasir putih nan bersih
Yang membuat pemandangan Pantai Indrayanti ini cantik untuk dilihat dan dinikmati adalah hamparan pasir putih dari satu bukit karang ke bukit karang. Kebersihan pantai pun terlihat sangat dijaga karena jarang terlihat sampah bertebaran. Tampaknya para pengunjung cukup tertib untuk tidak membuat sampah sembarang.

Air pantai pun sangat jernih sehingga pantulan langit berwarna biru dan sinar matahari membuat air pantai terlihat bening.

Yang sedikit agak membedakan adalah tekstur pasir putihnya yang agak besar dan kasar, tidak butiran kecil yang halus. Sehingga jika ingin menyusuri sepanjang pesisir, ada baiknya menggunakan sepatu karet agar telapak tidak tergores oleh serpihan pasir yang kadang tajam.

Pantai putih pantai yang bertekstur kasar.Lanskap indah
Waktu ideal untuk mengunjungi Pantai Indrayanti adalah menjelang matahari terbenam sekitar jam 4 atau 5 sore saat terik matahari sudah tidak terlalu panas. Sepoi angin dari pantai pun memberi kenikmatan tersendiri.

Menunggu matahari terbenam, kita bisa menyusuri bukit karang yang ada di sebelah kiri pantai. Pemandangan pantai dari titik tinggi sangat menakjubkan. Awan dan pantai biru terlihat seperti lukisan. Kilauan air dari pantulan sinar matahari juga akan membuat rasa kagum. Sepintas memang seperti sedang berada di salah satu tebing di Jimbaran, Bali.

Seperti juga saat menyusuri pesisir pantai, untuk menanjak, alas kaki sebaiknya dipilih yang tidak licin dan mempunyai sol tebal agar nyaman dan aman. Walau sudah dibuatkan tangga setapak, tetapi sebaiknya berjaga-jaga.

Fasilitas lengkap
Selain dua hal di atas, ada hal pendukung yang membuat pantai Indrayanti semakin nikmat untuk dinikmati. Kelengkapan fasilitas saat berekreasi yang cukup lengkap. Ada beberapa warung yang menyiapkan saung menghadap pantai sehingga jika lapar atau malas berjalan, kita bisa memesan makanan dan kelapa muda di dalam saung sambil menikmati pemandangan pantai atau suasana matahari terbenam.

Ada juga penyewaan payung sehingga kita bisa berteduh dari terik matahari yang mencorong dan jika membawa makanan sendiri, bisa sampai menyantap makanan tersebut.

Selain itu, ada juga penyewaan jetski jika ingin menjelejah pantai dan juga beberapa penginapan buat yang ingin menginap. Dan, yang paling penting, tersedianya toilet umum yang bersih dan lengkap sehingga kita berganti baju atau berbilas setelah bermain di pantai.

Kamis, 02 Januari 2014

Kembang Api Dubai 2014

Sesuai dengan rencana, Dubai berhasil memecahkan rekor dunia dengan mewarnai langit lewat kembang api yang diluncurkan pada seluruh penjuru kota. Termasuk ikon-ikonnya; Burj Khalifa, Palm Jumeirah, dan Pulau World.

Kembang Api Dubai yang Berhasil Memecahkan Rekor
Dubai celebrates New Year with a fireworks record attempt
Fireworks at the Burj Khalifa, Downtown Dubai marked the start of 2014. Thousands turned out to see the spectacular display.

Dubai celebrates New Year with a fireworks record attempt
Fireworks Dubai 2014
Dubai celebrates New Year with a fireworks record attempt
Kembang Api Dubai 2014







KOlam Renang Alami

Kolam Renang Alami yang menkajubkan





Minggu, 08 Desember 2013

Kota Teknologi Paling Hebat di Asia

13 kota teknologi paling hebat di Asia
Asia masih sangat muda dan segar dalam hal teknologi, jadi ekosistem teknologi di benua ini baru saja terbentuk. Secara ekonomi, Asia baru bertumbuh cepat sejak beberapa dekade lalu. Sedangkan di barat, ekosistem ini telah dibangun sejak lama dan kita telah mengetahui beberapa nama besar dan wilayah penting seperti Silicon Valley, New York, London, Paris, dan lainnya. Siapa yang tahu Asia? Benua ini sangat besar, dan sulit untuk memutuskan di mana harus memulai mempelajari benua ini. Jadi, kami bertemu dan berbincang dengan blogger, investor, dan entrepreneur di seluruh Asia untuk meminta mereka berbagi sedikit tentang ekosistem startup di kota dan negara mereka masing-masing. Dan berikut adalah 13 ekosistem startup di seluruh Asia.
1. Singapura.
2. Tokyo, Jepang.
3. Beijing, dan Shanghai, China.
4. Kuala Lumpur, Malaysia.
5. Taipei, Taiwan.
6. Hong Kong, China.
7. Seoul, Korea Selatan.
8. Jakarta, Indonesia.
9. Bangkok, Thailand.
10. Hanoi dan kota Ho Chi Minh, Vietnam.
11. Manila, Filipina.
12. India.
13. Pakistan.
14. Kontributor.

Singapura

singapore-680x382
Darius Cheung: Singapura adalah tujuan pertama di Asia bagi sebagian besar orang barat. Negara ini sering disebut sebagai tempat terbaik untuk hidup di dunia dan diperkirakan akan menyalip Swiss sebagai negara pinggir laut terkaya pada tahun 2020. Dengan kata lain, Singapura adalah negara kaya dan mempunyai infrastruktur bagus termasuk sistem pemerintahan, hukum, dan keuangan yang stabil, bersih, dan efisien, ditambah lagi dengan adanya jaringan transportasi dan IT yang solid, tenaga kerja yang terdidik, masyarakat multikultural yang mampu berbahasa Inggris, dan masih banyak lagi. Meski Singapura mempunyai populasi kecil yaitu hanya lima juta orang, negara ini memiliki tingkat penetrasi internet, mobile, dan smartphone yang kuat, dengan memiliki ARPU sebesar USD 40, dan pasar e-commerce yang bernilai USD 2 miliar dan terus bertumbuh.
Singapura mungkin memiliki ekosistem startup yang paling berkembang di Asia, dengan munculnya banyak startup pada berbagai tahap. Negara ini juga mempunyai akselerator yang sangat aktif seperti JFDI dan banyak pendanaan awal dialirkan sebagai bagian dari skema pendanaan NRF TIS dari pemerintah. Selain itu, ada banyak angel investor seperti co-founder Skype Toivo Annus (yang telah berinvestasi di startup Singapura seperti Coda, Luxola, Redmart, Referral Candy, ADZ, dan Garena).
Singapura adalah titik berkumpulnya startup di Asia dan menjadi launchpad bagi entrepreneur lokal dan juga entrepreneur asing untuk membangun bisnis di negara ini. Singapura memiliki banyak perusahaan lokal (SGCarMart, HungryGoWhere, dll) dan internasional (JobsCentral, Brandtology, TenCube, dll.) yang sudah exit dalam beberapa tahun terakhir, dan juga perusahaan yang sedang berkembang seperti PropertyGuru dan Reebonz.
Meskipun demikian, potensi Singapura sebagai pusat startup di Asia Tenggara terancam oleh aturan imigrasi yang ketat, birokrasi pemerintahan yang terlalu tegas, dan xenophobia yang dialami masyarakatnya. Apalagi dengan munculnya kota-kota terdekat dengan talenta dan pasar domestik yang besar, Singapura harus lebih agresif dan berani mengambil risiko untuk memperkuat posisinya sebagai kota startup.

Tokyo, Jepang

tokyo
Anh-Minh Do: Jepang merupakan salah satu pasar yang cukup ‘dewasa’ dan berpengaruh di kawasan ini. Pusat segala aktivitasnya berada di Tokyo. Tapi masa dimana perusahaan besar seperti Hitachi, Sony, Fujitsu, and Panasonic muncul sebagai bintang baru telah berlalu, dan sekarang banyak muncul perusahaan baru seperti GREE, DeNA, dan Rakuten yang mulai berpengaruh dan bergerak secara global. Kalau kalian ingin mendapatkan gambaran singkat ekosistem startup Jepang, silakan kunjungi situs rekan kami di TheBridge dan Anda akan melihat ekosistem bisnis, VC, dan inkubator yang segar.
Selain kesuksesan besar dari startupnya, sistem pendidikan di Jepang sangat mendukung, dengan adanya inkubator seperti Open Network Lab. Anda dapat melihat daftar lengkap inkubator dan akselerator di Jepang di sini.
Di sisi lain, masalah yang dihadapi startup Jepang cukup sulit: kultur yang berisiko rendah, harga sewa yang mahal, dan ekosistem yang kecil. Tapi terlepas dari hal ini, Jepang mendapat kesuksesan besar dan pemerintahnya sangat mendukung startup dengan membantu menyediakan inkubator yang jumlahnya sekitar 300 di seluruh negara ini.

Beijing dan Shanghai, China

beijing-680x382
Steven Millward: China mungkin mempunyai industri web yang mapan, tapi negara tersebut masih sulit dijamah untuk startup China. Tidak seperti Singapura, pemerintah China kurang mendukung ekosistem startup, dan terdapat banyak perusahaan web di sana yang dengan mudah dan cepat bisa meniru produk utama para startup. Bahkan, lebih besar kemungkinan startup Anda ditiru daripada diakuisisi. Saat ini, aplikasi pemesanan taksi sedang bermunculan – tapi kemudian otoritas mulai mengatur atau bahkan melarang aplikasi ini di beberapa kota. Apa lagi yang startup bisa lakukan? Tidak ada.
Sisi baiknya, ada ekosistem startup yang luar biasa mulai dari startup tahap ide hingga yang sudah memiliki pendanaan besar. Acara startup seperti Startup Weekend dan Barcamp sangat sering diselenggarakan di kota seperti Beijing, Shenzhen, dan Shanghai. Akan bagus jika kompetisi startup juga diselenggarakan (seperti TechCrunch Disrupt atau acara Startup Asia kami) untuk memberi startup lokal dorongan visibilitas, seperti dorongan finansial untuk pemenang. Acara tahunan GMIC Beijing sudah melakukan hal ini, tapi lebih banyak presentasi dan kompetisi tentunya akan semakin bagus.
Terkait pendanaan, banyak pihak yang tertarik untuk melakukan investasi di China. Bidang e-commerce tampaknya mendapat ketertarikan yang terbesar, dengan banyaknya perusahaan seperti Sequoia Ventures, GGV Capital, hingga Bluerun Ventures dari California tertarik pada e-store yang inovatif. Ranah sosial menjadi area yang paling sulit – sulit untuk dimonetasi tapi mudah untuk ditiru – bagi semua orang (kecuali beberapa orang yang beruntung). Dengan nilai e-commerce di China yang mencapai USD 177 miliar pada tahun 2013, tidak heran jika banyak startup yang ingin mencoba ranah bisnis negara ini.
Terkait inkubasi dan akselerasi, Innovation Works yang didirikan oleh Lee Kaifu adalah yang terbesar, dengan menginkubasi lebih dari 50 startup yang diperkirakan berharga senilai lebih dari USD 600 juta.
Innovation Works dapat memberikan pendanaan seri A dan juga pendanaan tahap awal. Selain itu, ada Tisiwi di Hangzhou, dan Chinaccelerator di Dalian.

Kuala Lumpur, Malaysia

kuala-lumpur
Toni Yew: Dengan adanya usaha yang dilakukan pemerintah Malaysia di bawah Barisan Nasional untuk bersama-sama mendorong Malaysia sebagai negara yang memiliki pendapatan tinggi, teknologi akan berperan penting di Economic Transformation Program (ETP) yang dicanangkan oleh PM keenam Malaysia, Najib Razak.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, startup telah menerima bantuan pendanaan yang tersedia melalui banyak skema yang dibuat oleh agensi pemerintahan dan juga VC swasta. Salah satu contohnya adalah dana Cradle, dimana bantuan disediakan melalui dana komersialisasi yang disalurkan ke program technopreneur program mentor. Ada juga program untuk UKM yang menyediakan dana yang cocok, selain dana tahap tahap awal yang konvensional.
Selain dana tahap awal yang konvensional, kompetisi developer juga dibuat, dimana teknopreneur akan beradu satu sama lain dan ide dan konsep yang menang akan menerima dana dan kontrak dari perusahaan teknologi tertentu. Pada dasarnya, kompetisi ini mirip dengan hackathon plus inkubasi. Kompetisi ini dilakukan dengan banyak universitas yang menyediakan fasilitas bagi startup yang berminat. Dulunya, korporasi dan perusahaan telekomunikasilah yang menyelenggarakan acara ini.
Salah satu dari banyak startup sukses terbaru di Malaysia adalah TeratoTech yang memenangkan banyak penghargaan untuk desain dan spesialisasi aplikasi mobile untuk iOS dan Android.
Secara keseluruhan, ekosistem startup di negara ini cukup menjanjikan dengan bantuan yang tersedia bagi teknopreneur yang ingin menjadikan Malaysia sebagai tempat masa depannya.

Taipei, Taiwan

taipei-680x147
Jamie C. Lin: Taipei merupakan salah satu ekosistem startup yang paling menggeliat di Asia. Ada mailing list Startup Digest Taipei dimana orang-orang membuat post tentang acara startup, dan Anda melihat workshop, forum, dan meetup diadakan di sepanjang minggu. Di Stop by Meet yang diselenggarakan oleh majalah Business Next, atau TO Mixer oleh TechOrange, dua dari acara startup terkenal di Taipei, Anda bisa melihat ratusan founder yang dengan semangat bertukar ide startup mereka. Acara demo juga sering diselenggarakan. IDEAS Show yang diselenggarakan oleh Institute of Information Industry dan Meet Conference oleh Business Next diadakan tiap tahun dan diikuti oleh puluhan startup.
Sementara startup internet yang lebih sukses seperti Lativ, Gamesofa, Mayuki, PubGame, i-Part, dan Bahamut menjalankan bisnis mereka dengan puluhan hingga ratusan karyawan dan menghasilkan angka penjualan senilai puluhan juta dolar, startup kecil memulai perusahaannya hanya dengan beberapa founder di co-working space atau akselerator startup. IEH adalah co -working space terkemuka di negara ini dengan menampung lebih dari 20 startup, sedangkan akselerator AppWorks menampung lebih dari 50 startup.
Terkait investasi, investor yang aktif adalah CyberAgent Ventures, AppWorks Ventures, CID Group, dan TMI Holdings. Para VC lokal mengalirkan dana hampir USD 100 juta untuk ekosistem teknologi di negara ini setiap tahunnya, mendanai 30 sampai 50 startup mulai dari pendanaan tahap awal hingga pendanaan pada tahap pra-IPO.
Peraturan terkait perusahaan dan keamanan yang tidak diperbaharui, kurangnya pemahaman pemerintah Taiwan terhadap bisnis berbasis internet, dan kegagalan mengenali web sebagai platform industri penting dan strategis bisa menghambat startup lokal dan para founder.
Di Taiwan, layanan solusi pembayaran pihak ketiga yang sebanding dengan PayPal atau Alipay belum bisa dioperasikan, dan ini dapat menghambat kemampuan e-commerce dan industri konten digital untuk mengumpulkan uang dan juga melindungi penjual dan pembeli dari penipuan. Pemerintah Taiwan juga mewajibkan tujuh hari kebijakan pengembalian untuk e-commerce dan produk konten digital yang dijual oleh retailer online. Tujuh hari mungkin terlalu lama untuk game mobile atau e-book yang akan “dicoba” sebelum calon pembeli memutuskan apakah mereka ingin mengembalikannya, tapi mungkin terlalu pendek untuk produk fisik – seperti Zappos yang menawarkan 360 hari pengembalian untuk sepatu yang dijualnya. Aturan yang kaku seperti ini menunjukkan kurangnya pemahaman pemerintah Taiwan terhadap bisnis berbasis internet. Dan di Taiwan, sebagian besar founder startup berurusan dengan pemerintah daerah terkait berbagai masalah, yang akhirnya memperlambat perkembangan startup di Taiwan.

Hong Kong, China

hong-kong-680x453
Rafael Wong Chi Hao dan Casey Lau: Menurut Forbes, Hong Kong dinilai sebagai salah satu dari empat pusat dunia teknologi yang layak untuk diamati setelah Silicon Valley dan New York. Terlepas dari kurangnya ekosistem startup di Hongkong, fokus ekonomi Hong Kong yang cenderung ke industri tradisional seperti real estate, kurangnya investor teknologi, dan kurangnya bakat ilmu komputer dari lulusan universitas lokal, budaya startup Hong Kong sedang memanas.
Dalam dua hingga tiga tahun terakhir, co-working space seperti CoCoon, The Hive Hong Kong, The Good Lab, dan BootHK bermunculan untuk memfasilitasi pakar teknologi asing. Inkubator startup seperti Startup Weekend, AcceleratorHK, Make A Difference Venture Fellows Program, the Hong Kong Science and Technology Park Incubation Program, dan StartupsHK mencoba membawa Hong Kong menuju arah yang tepat dalam mempromosikan entrepreneurship.
Selanjutnya, tentu saja, Hong Kong harus mengembangkan ekosistem entrepreneurship yang sehat untuk ditinggali startup dan investor, dengan demikian industri startup akan tumbuh secara alami. Jadi pertanyaan besarnya adalah ‘bagaimana’?

Seoul, Korea Selatan

seoul-680x382
John Kim: ekosistem startup Korea Selatan telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa dalam lima tahun terakhir, tidak hanya bagi perusahaan tapi juga akselerator dan VC. Melihat sekilas ekosistem startup di negara ini, ada dua alasan utama yang mendorong pertumbuhan tersebut.
Pertama, bermunculannya startup yang sukses telah menarik perhatian masyarakat dan menginspirasi entrepreneur muda. Forbes membuat daftar orang terkaya di Korea, dan daftar tersebut kebanyakan didominasi oleh founder perusahaan game miliaran dollar. Perusahaan seperti TicketMonster, Kakao (pembuat KakaoTalk) dan Coupang telah menunjukkan kekuatan tidak hanya dalam segi finansial, tapi juga menembus segmen masyarakat yang lebih luas dengan produk mereka. Tahun lalu, pengaruh komunitas startup semakin melekat di benak publik ketika Ahn Chul Soo, pendiri perusahaan anti-virus Ahnlab, ingin menduduki kursi tertinggi pemerintahan.
Kedua, pemerintah Korea telah menunjukkan dukungan yang luar biasa kepada komunitas startup, sebuah tren yang tampaknya akan terus berlanjut setelah pemilihan presiden baru-baru ini. Ahn pada akhirnya kalah, dan Korea memilih presiden perempuan pertamanya, Park Geun Hye, yang berjanji meningkatkan pendanaan perusahaan dalam kampanyenya.
Takut gagal dan karakteristik budaya lain di perusahaan Korea bisa menjadi hambatan untuk berkembang secara global, dan ini menjadi tantangan bagi startup Korea. Tapi konglomerat seperti Samsung, perusahaan game seperti Nexon, dan band K-pop seperti Big Bang telah mengalami hambatan serupa sebelum akhirnya berhasil memperkenalkan nama Korea di seluruh dunia. Dengan adanya startup yang sukses dan dukungan dari pemerintah, kita bisa melihat hal yang sama juga akan terjadi pada para founder startup.

Jakarta, Indonesia

jakarta-680x300
Aulia “Ollie” Halimatussadiah: Ketika saya berada di konferensi teknologi, seseorang bertanya apakah startup saya telah menghasilkan uang. Saya menjawab, “Tentu. Jika tidak, saya tidak akan bisa membiayainya!” Hal ini juga menjelaskan bahwa di Indonesia, masih banyak startup yang mandiri. Kami menggunakan uang pribadi sebagai pendanaan awal, lalu kami membangun startup dan harus menghasilkan uang dari hari pertama untuk bertahan. Tidak ada dana dari pemerintah untuk startup, jadi startup di Indonesia kebanyakan praktis, seperti e-commerce, travel, dan logistik. Inovasi adalah sesuatu yang kami pikirkan belakangan.
Pada tahun 2010, sekitar sekitar 30 founder startup berkumpul di Starbucks untuk mendiskusikan startup mereka dan secara mengejutkan ini adalah momentum paling penting bagi ekosistem startup di Indonesia. Pertemuan ini menjadi reguler dengan topik yang spesifik; karena dimulai dari Twitter, organisasi ini diberi nama #StartupLokal. Natali Ardianto, Nuniek Tirta dan saya sendiri mengorganisir pertemuan ini setiap bulannya. Sekarang ada lebih dari 200 orang yang hadir di tiap meetup dan ribuan orang berlangganan ke mailing list kami.
Ini adalah saat yang bagus bagi startup di Indonesia karena secara politik negara ini stabil dan kebebasan berpendapatnya dijunjung tinggi, taraf hidup masyarakat kelas menengah mulai meningkat (45 juta orang di Indonesia mempunyai daya beli yang tinggi), tingkat penetrasi mobile yang sangat tinggi (orang Indonesia rata-rata memiliki lebih dari dua handphone); kami juga punya pengguna Facebook dan Twitter yang aktif. Aset terpenting kami adalah lebih dari 60 persen dari 240 juta penduduk Indonesia berumur di bawah 35 tahun dengan rata-rata berusia 28 tahun dan tersebar di lebih dari 17.000 pulau di Indonesia. Ini adalah negara yang mempunyai banyak ruang untuk dijelajahi dan banyak masalah untuk dipecahkan, yang berarti banyak kesempatan bagi para entrepreneur.
Semakin banyak investor dari seluruh dunia datang ke Indonesia dan juga semakin banyak inkubator tersedia, dan mereka siap untuk berinvestasi. Tapi kebanyakan dari mereka menemui kesulitan untuk menemukan startup yang mempunyai mimpi satu juta dolar. Jadi, PR bagi startup di Indonesia sekarang adalah mengubah pola pikir yang biasa, bermimpi tinggi, dan berpikir global.
Sudah ada beberapa investor di Indonesia saat ini, seperti Merah Putih Incubator, GDP Venture, East Ventures, GREE Ventures, Grupara, Ideosource, dan CyberAgent Ventures.

Bangkok, Thailand

bangkok-680x510
Prathan Thananart: Ledakan ekosistem startup di Bangkok tahun lalu dapat dikarakteristikkan dengan tiga tren yang berkaitan. Pertama adalah momentum yang dibangun oleh acara teknologi sejak beberapa tahun terakhir melalui BarCamp, Mobile Monday, dan Startup Weekend. Event dan cerita sukses ini dibagikan oleh entrepreneur lokal maupun asing.
Kedua, mulai bermunculannya co-working space menarik untuk diamati. Saat ini ada beberapa co-working space yang bagus di seluruh bangkok, dan mereka membantu menghubungkan entrepreneur dengan developer dan freelancer di industri ini.
Yang terakhir, munculnya VC dan kelompok angel bisnis, termasuk ekspansi dari perusahaan yang berbasis di negara Asia lain. Salah satu yang paling menonjol adalah InVent milik Intouch yang juga mengoperasikan perusahaan telekomunikasi terbesar di Thailand, dan Ardent Capital milik investor Ensogo yang dijual ke LivingSocial.
Kelemahan ekosistem startup di negara ini adalah kurangnya keberagaman. Terakhir saya cek ada lebih dari 10 perusahaan bersaing dalam aplikasi loyalti, dan tiruan group buying yang tak terhitung jumlahnya. Seiring semakin dewasanya ekosistem di negara ini, sebagian energi tersebut akan disalurkan ke ranah yang kurang mendapat perhatian. Sebagaimana Tel Aviv, yang terkenal dengan kemacetan lalu lintas, melahirkan Waze, sebuah aplikasi navigator dengan data lalu lintas yang di-crowdsource.
Bangkok adalah rumah bagi jutaan pemilik smartphone dan lebih dari 18 juta pengguna media sosial dari pengguna web yang berjumlah 25 juta. Dan seiring tumbuhnya generasi digital native yakni populasi yang lebih muda, pasti akan ada banyak ide baru terkait bagaimana orang-orang berbelanja, bepergian, dan tetap terhubung.

Hanoi dan kota Ho Chi Minh, Vietnam

hanoi-680x381
Anh Minh-Do: Saya sudah sering menulis tentang Hanoi dan kota Ho Chi Minh, tapi mari kita lihat ekosistem startup Vietnam secara umum. DFJ Vina Capital dan IDG Ventures tampaknya akan perlahan-lahan menarik diri dari startup teknologi dan mengganti strategi mereka menjadi lebih seperti inkubator, sementara CyberAgent Ventures, perusahaan VC asal Jepang baru yang sangat aktif di negara ini, telah membuat beberapa investasi yang menarik.
Maju ke arah global belum menjadi rencana startup Vietnam sampai saat ini. Tentu saja, beberapa startup menengah seperti Appota dan GHN berencana ke luar pasar domestik di masa depan. Mereka memusatkan sebagian besar kekuatan mereka pada pengembangan model bisnis yang kuat di negara ini. Ironisnya, model startup yang umum di Vietnam adalah model yang bersubsidi, dimana sebuah perusahaan teknologi akan mengambil kontrak asing untuk membiayai operasi mereka dan kemudian membangun tim produk dengan pendapatannya. Hal ini membuat startup tidak perlu mencari dana dari investor, tetapi terkadang hal ini bisa menghambat inovasi produk yang sesungguhnya.
Poin-poin tersebut menggarisbawahi kunci ekosistem startup di Vietnam yang berpusat di Hanoi dan kota Ho Chi Minh City, kisah sukses yang praktis dan menjual akan berguna untuk mendorong pertumbuhan di masa depan.

Manila, Filipina

manila-680x355
Tidak ada hal yang lebih menarik daripada menjadikan produk atau layanan teknologi Anda sebagai startup di Filipina.
Munculnya investor tahap awal termasuk Kickstart yang telah berinvestasi di enam startup dengan nilai pendanaan mulai dari USD 30.000 sampai USD 120.000; Kickstart secara total telah berinvestasi di 17 startup; juga terdapat Launchgarage yang merupakan kolaborasi antara Kickstart dengan Jay Fajardo dari Proudcloud. Ada juga Ideaspace yang telah berinvestasi di 10 startup dengan nilai pendanaan masing-masing USD 12.500. Kemudian ada SeedAsia yang merupakan pemain baru dalam ranah ini dan sedang menargetkan beberapa startup di negara ini.
Beberapa perusahaan telah mencari pendanaan secara global untuk beroperasi di Manila. Beberapa di antaranya adalah Kalibbr dan Payroll Hero serta beberapa perusahaan dari Silicon Valley yang berkeliaran di Manila.
Ada juga komunitas yang aktif di Facebook seperti StartupPH, ditambah dengan beberapa meetup seperti Roofcamp, Open Coffee Wednesday, Founder’s Drink, dan MobileMonday – dan acara ini diselenggarakan hampir setiap bulan. Ada juga berbagai acara startup seperti Startup Weekend, AngelHack, dan developer bootcamp yang diselenggarakan hampir tiap minggu untuk setiap bahasa yang tersedia di web dari Globe Labs untuk Developer Network SMART. Kedua perusahaan ini memberikan pelatihan gratis dan kamp-kamp pendidikan pada praktek dan entrepreneurship terbaik.
Dengan populasi stabil yang mendekati 100 juta dan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan kelas menengah, Filipina mungkin adalah pasar dengan penduduk berbahasa Inggris terbesar di Asia selain India! Ketahanan ekonomi Filipina selama krisis keuangan tahun 1997 dan 2008 adalah bukti bahwa negara ini punya fundamental yang luar biasa, dan pada akhirnya muncul sebagai tiga peningkatan di peringkat investasi oleh JCRA, S&P, dan Fitch.
Tapi ada tantangan besar. Seperti kebanyakan pasar Asia, terdapat kesenjangan antara investor tahap awal dan seri A di Filipina yang membatasi jumlah exit.
Visibilitas e-commerce masih berada dalam tahap awal karena perlunya menjembatani transisi dari uang kertas ke kartu kredit ke e-payment online – kurang dari 10 persen dari total penduduk memiliki kartu kredit. Pemerintah masih mengatur semua bisnis e-commerce dengan proses birokrasi rumit yang sama sekali tidak business friendly bagi para pengusaha atau investor.
Hal ini mungkin terjadi karena ekosistem startup Filipina cenderung masih sangat muda. Keberhasilan perusahaan yang baru diinkubasi juga akan sangat menentukan kredibilitas pasar Filipina untuk bersaing secara global (atau di kawasan Asia Tenggara).
Meskipun demikian, masa depan Filipina terlihat cerah dengan munculnya tokoh-tokoh besar lokal yang memasuki ekosistem startup, kembalinya talenta Filipina untuk berpartisipasi baik dalam ekosistem startup maupun dalam membangun produk yang bisa membantu memecahkan tantangan pasar yang mereka layani! Filipina adalah negara yang memiliki ekonomi yang tumbuh menggeliat dimana inovasi dan tantangan sosial berpadu melalui teknologi.

India

india-680x364
Mukund Mohan: Satu hal yang mengejutkan kebanyakan orang asing tentang ekosistem startup di India adalah betapa beragamnya ekosistem startup di negara ini. Entrepreneur di negara ini rata-rata berusia mulai dari 21 tahun dan masih berkuliah hingga eksekutif berusia 61 tahun. Rata-rata entrepreneur teknologi India adalah pria berusia 30 tahun ke atas, dengan beberapa latar belakang teknologi, meskipun tidak harus dalam pengembangan produk, berfokus pada membangun sebuah produk yang sebagian besar mencoba untuk memecahkan masalah lokal (India).
Rata-rata sekitar 970 entitas produk teknologi lahir setiap tahun di India dan hanya sekitar 380 yang benar-benar membangun entitasnya sebagai perusahaan. Tingkat mortalitasnya cukup tinggi, dengan lebih dari 60 persen dari “entitas” melakukan pivot atau akan dibiarkan terbengkalai dalam waktu 12 sampai 18 bulan. Setiap tahunnya, terdapat jumlah kelahiran yang sama untuk entitas layanan (konsultasi) di ranah teknologi, tapi mereka cenderung bertahan lebih lama.
Startup di India bervariasi, 61 persen di antaranya berorientasi bisnis dan sekitar 39 persen berfokus pada aplikasi konsumen seperti aplikasi mobile, jejaring sosial, dan e-commerce. Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi peningkatan besar di ranah e-commerce. Berkat pengguna internet yang bertumbuh (sekitar 100 juta orang, dengan 15 juta aktif membeli barang dan jasa secara online), tingginya penetrasi broadband (lebih dari 10 juta koneksi) dan meningkatnya jumlah handphone (lebih dari 800 juta koneksi). Tidak ada waktu yang lebih baik untuk memulai perusahaan teknologi di India daripada sekarang.
Keadaan ekosistem investor juga meningkat. Dari sekitar 43 VC aktif pada tahun 2006, yang berinvestasi di sekitar 73 perusahaan setiap tahunnya, saat ini ada lebih dari 80 jaringan angel investor, seed fund, akselerator dan dana tahap awal, dan lebih dari 153 perusahaan mendapatkan beberapa bentuk pendanaan institusional setiap tahun .
Ada tiga tantangan utama yang dihadapi ekosistem teknologi India yang tidak bisa diperbaiki dalam waktu singkat. Yang pertama adalah kurangnya exit, kedua adalah kurangnya angel investor dan mentor, dan ketiga adalah sifat takut mengambil risiko yang melekat pada masyarakat kelas menengah India.
Rasa optimis dalam diri saya mengatakan bahwa masalah tersebut, meskipun struktural, akan berubah selama lima sampai sepuluh tahun ke depan dan relatif mudah untuk dipecahkan mengingat sifat dinamis yang dimiliki para pengusaha India.
Didorong oleh keberhasilan orang India di Silicon Valley dan fakta bahwa mereka membangun 43 persen dari semua produk startup di wilayah Bay, saya benar-benar yakin bahwa metrik dan tren akan bertumbuh 300 persen hingga 500 persen untuk startup dan kisah sukses akan mulai bermunculan dalam lima tahun ke depan.

Pakistan

pakistan-karachi
Ekosistem startup di Pakistan menggeliat sejak tahun 2012. Lahore, Karachi, dan Islamabad, tiga kota terbesar disana, telah menjadi rumah bagi startup di Pakistan dan entrepreneur muda untuk meluncurkan proyek-proyek menarik.
Sebelumnya, startup Pakistan telah mulai menarik perhatian dengan memenangkan beragam kompetisi yang diselenggarakan di tahun 2010 dan 2011. Tim dari Pakistan memenangkan tujuh medali perak di Asia Pacific ICT Awards 2010 yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, dan pada tahun 2011 berhasil membawa pulang dua medali emas pada kategori e-logistics dan e-health, dan juga 5 medali perak.
Pada tahun 2012, universitas seperti LUMS memantik semangat para entrepreneur muda dengan menyelenggarakan Startup Weekend untuk pertama kalinya di tahun 2012 dan 2013. Hal ini dimaksudkan untuk memotivasi mereka untuk maju ke depan dan menunjukkan bakat mereka kepada dunia.
Perusahaan seperti Microsoft dan Google juga tertarik akan kawasan ini. Microsoft menyelenggarakan Windows Phone Hackathon di Lahore awal tahun ini.
Disamping itu, pemerintah Pakistan sangat mendukung siswa dan entrepreneur muda. Dengan inkubator teknologi seperti Plan9 dan beragam kesempatan pendanaan dari P@SHa dan PITB – entrepreneur sekarang punya kesempatan pendanaan yang lebih baik dibanding dulu.
Kekuatan: Kita bisa menyimpulkan bahwa startup di Pakistan mempunyai masa depan yang cerah dan ada banyak organisasi lokal yang mendukung entrepreneur web potensial. Startups.pk berisi banyak startup yang diluncurkan di Pakistan. Kebanyakan populasi di Pakistan berisi anak muda dengan 70 persen berusia di bawah 30 tahun!

Kontributor

Terima kasih banyak kepada para kontributor yang telah membagikan gambaran tentang ekosistem startup mereka:
Darius Cheung dulunya adalah founder TenCube dan seorang investor di JFDI, TIS Funds Neoteny Labs, dan Golden Gate Ventures.
Tony Yew adalah blogger dan secretary general dari Blog House Malaysia.
Prathan Thananart adalah seorang entrepreneur startup yang membangun Page365.
John Kim adalah Managing Partner di Amasia Associates dan juga Board Director di Choson Exchange.
Rafael Wong Chi Hao adalah seorang event organizer dan blogger berbasis di Hong Kong, yang juga sering terlibat di berbagai acara seperti TEDxHongKong.
Casey Lau adalah community developer dan juga katalis Soft Layer di Hongkong.
Aulia “Ollie” Halimatussadiah adalah penulis 25 buku yang juga merupakan co-founder toko buku online Kutukutubuku dan platform self-publishing online pertama di Indonesia, NulisBuku.
Mukund Mohan adalah CEO-in-residence di Microsoft Accelerator. Ia membangun dan menjual BuzzGain kepada Meltwater pada Januari 2010. Sebelumnya ia membangun dan menjual dua startup Silicon Valley.
Mohsin Khawaja adalah seorang marketer internet. Tahun ini ia berpartisipasi di LUMS startup weekend 2013 dan membuat startup bernama TravelPakistan yang bertujuan untuk mempromosikan pariwisata lokal dan internasional di Pakistan.

Rabu, 27 November 2013

Angelina Jolie Beli "Pulau Cinta"

Angelina Jolie Beli 'Pulau Cinta' Untuk Brad Pitt? HOAX!
KAPANLAGI.COM - Beberapa waktu lalu sempat beredar kabar bahwa Angelina Jolie membeli sebuah pulau sebagai hadiah untuk Brad Pitt. Namun kini, pemilik pulau membantah kabar tersebut.
Angelina Jolie Beli 'Pulau Cinta' Untuk Brad Pitt? HOAX!
Angelina Jolie Beli 'Pulau Cinta' Untuk Brad Pitt? HOAX!
Seperti dilaporkan oleh Showbizspy, pemilik Petra Island (nama pulau itu) menegaskan bahwa pulaunya masih available for sale. Tidak ada kabar bahwa Angelina telah atau berencana membeli pulaunya.
Pulau berbentuk hati itu sendiri adalah milik Joseph dan Barbara Massaro. Putri mereka yang bernama Donna menerangkan pada New York Post bahwa hingga saat ini mereka belum ada pembeli yang datang pada mereka.
Pulau itu telah ditawarkan pada pasar sejak empat bulan lalu. Selain bentuknya yang seperti hati, sebuah rumah megah yang didesain oleh Frank Lloyd Wright juga menjadi salah satu daya tarik untuk pembeli.
(dai/ris)

Link:
Ultah, Brad Pitt Dapat Kado 'Pulau Cinta' Senilai Rp 143 M
Putra Angelina Jolie Alami Perubahan Mengejutkan, Mau Tahu?

Angelina Jolie Jarang-jarang Melenggang di Karpet Merah Bersama Anak Sulung …